PENYALURAN PUPUK PESTISIDA LANGSUNG KE PETANI

Kebijakan perbaikan mekanisme penyaluran pupuk subsidi langsung ke petani bertujuan untuk menekan terjadinya penyimpangan penyaluran pupuk subsidi di lapangan. Badan Litbang Pertanian melalui Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Pertanian telah menyusun konsep Verifikasi/Rancangan Pupuk Subsidi Langsung ke Petani. Keuntungan dari penerapan subsidi pupuk langsung ke petani adalah : (1) terhapusnya disparitas harga pupuk di semua Lini, karena semua transaksi jual-beli pupuk menggunakan harga non-subsidi; (2) petani dapat menerima dana subsidi pupuk secara langsung; (3) menumbuh-kembangkan kelembagaan petani terutama Kelompok Tani dan Gapoktan.

Dalam konsep rancangan verifikasi tersebut menghasilkan beberapa alternatif yaitu : (1) Alternatif 1 : Perbaikan kelompok sasaran, RDKK dan pengawasan, (2) Alternatif 2 : Alternatif 1 + modifikasi mekanisme pemberian subsidi di tingkat penyalur, (3) Alternatif 3 : Alternatif 1 + subsidi pupuk langsung kepada petani. Verifikasi Pupuk Subsidi Langsung Ke Petani di 10 propinsi (Sulsel, Sumsel, Riau Jatim, Jateng, Jabar, Bali, Sumut, DIY dan Kalsel menyepakati bahwa 6 (enam) provinsi memilih Alternatif 3 (sistem kelembagaan yang handal pada KT/Gapoktan dari aspek permodalan dan kompetensi SDM) sedangkan 4 (empat) provinsi lainnya memilih Alternatif 1 (penekanan perbaikan RDKK). Dinas Pertanian, produsen dan penyalur cenderung memilih Alternatif 1.

Hasil verifikasi rancangan yang dilaksanakan Dirat. Perbenihan dan Sarana Produksi, Ditjen. Perkebunan di Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur yang dihadiri oleh Dinas yang membidangi Pertanian Provinsi se- Jawa Timur dan Dinas yang membidangi Pertanian seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur, Pemprov, Pemkab, KTNA, Petugas Penyuluh, LSM dan Gapoktan dan hasil tanggapan terhadap Gapoktan di Kabupaten Nganjuk, menunjukkan bahwa rencana pelaksanaan uji coba pupuk subsidi langsung ke petani dalam jangka pendek memilih : Alternatif 1 berupa perbaikan RDKK melalui penyempurnaan database status dan luas lahan petani seluruh sub sektor yang berhak mendapatkan subsidi pupuk, disertai dengan pengawasan yang ketat terhadap penyaluran pupuk mulai dari produsen, Kios (Lini-IV), dan Kelompok Tani.

Sebelum diterapkan, perlu dilakukan uji coba mekanisme tersebut secara konkrit di lapangan. Hasil uji coba ini akan menjadi dasar perumusan mekanisme subsidi pupuk pada tahun-tahun mendatang. Dalam pelaksanaan uji coba dimaksud, beliau menekankan perlunya : data petani dan kelompok tani (KT) dengan lebih akurat dan peran kelembagaan petani (KT/Gapoktan) dan organisasi petani serta pendampingan dan pengawasan berbagai komponen. Uji coba tersebut akan diawasi secara langsung oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).

Tahapan penyaluran subsidi pupuk langsung ke petani berupa sbb : (1) Penyusunan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) dilakukan oleh Kelompok Tani dengan bimbingan Petugas Penyuluh, Kantor Cabang Dinas (KCD) dan Desa, (2) Verifikasi dan pengesahan Rekapitulasi RDKK secara bertingkat, mulai dari Kepala Desa, Camat/KCD, Bupati/Kepala Dinas Pertanian Kabupaten. Kemudian, Rekapitulasi RDKK disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), (3) Ketua Kelompok Tani membuka rekening kelompok di Bank BRI, (4). Petani/anggota kelompok tani membeli pupuk di kios Penyalur pupuk dengan harga pasar dan menerima Bukti Pembelian Pupuk, (5). Petani/ anggota kelompok tani menagih subsidi ke pengurus Kelompok Tani yang bersangkutan untuk dapat dibayarkan.

Rancangan pelaksanaan uji coba pupuk subsidi langsung ke petani ini akan dilakukan di lokasi sentra padi Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Rancangan tersebut telah disusun dengan melibatkan setiap subsektor. Pelaksanaan uji coba dimaksud direncanakan pada musim tanam (MT) yang diperkirakan sekitar minggu ke-4 September 2010.

Sumber: Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi

PERKENALKAN: PUPUK HAYATI BioTRIBA (BT2) NEW GENERATION


Kami memperkenalkan produk baru kami, yakni BT 2 (Bio Triba) generasi terbaru. Produk ini merupakan penyempurnaan dari yang sudah ada. Tentu ini layak Anda coba, khususnya bagi peminat pertanian organic.

BioTRIBA BT2, generasi baru adalah pupuk hayati yang mengandung 5 macam species mikroorganisme PGPM (Plant Growth-Promoting Micrrooganism) dan indegenius (asli Indonesia) terseleksi dan telah diuji keandalannya baik di laborotarium dan lapang melalui penelitian selama bertahun-tahun.

Sumber: http://biofob.blogspot.com/

Mikroba yang terkandung dalam formula BioTRIBA BT2 secara senergi dapat menyediakan unsur hara terutama N, P dan hormone pemacu tumbuh.

Disamping itu mikroba sellulotik dapat mengurai bahan oganik sehingga menjamin ketersediaan unsur hara mikro yang sangat diperlukan tanaman dalam proses metabolism serta menghasil senyawa antibiotik yang dapat mengendalikan patogen penyakit dalam tanah.

Kedasyatan BioTRIBA BT2
Nitrogen (N2) cukup tersedia di udara (± 70%) tetapi tidak dapat dimanfaatkan oleh tanam Namun dengan bantuan BioTRIBA BT2, Nitrogen (N2) diudara di fiksasi menjadi NH3, sehingga dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman.

Ketersediaan P dalam tanah sangat rendah karena karena terikat oleh mineral tanah. BioTRIBA mengandung bakteri pelarut P yang telah teruji, meningkatkan asam organik, meningkatkan ketersediaan P dan efisiensi penggunaan pupuk fospat (P).

Disamping itu, pemberiaan BioTRIBA BT2 sebagai pupuk hayati akan meningkatkan populasi mikroorganisme pelarut P dan penambat N, akan meningkatkan produktivitas tanaman, sehingga pemupukan akan lebih murah dan efisien. BioTRIBA BT2 mengandung mikroorganisme yang memproduksi senyawa antibiotic yang dapat mengendalikan patogen penyakit dan menginduksi ketahanan tanaman.

Dari aplikasi di lapangan terbukti BioTRIBA dapat menghemat penggunaan pupuk kimia 25% - 50% dan ramah lingkungan. BioTRIBA dapat mengendalikan patogen penyakit dan meningkatkan kesehatan tanaman dan kwaltas roduksi. Serta menghasilkan hormone tumbuh yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Disamping itu penggunaan BioTRIBA BT2 dapat memproleh pupuk N gratis dari udara dan P didalam tanah. Dan BioTRIBA dapat digunakan untuk tanaman perkebunan, pangan dan hortikltura.

Cara Penggunaan
Pada Persiapan tanam BioTRIBA BT2 dapat disemprotkan pada lahan atau pada lubang tanam 3 – 4 liter/Ha, dengan kosentrasi 10 ml/l, 4 – 7 hari sebelum tanam. Untuk Pembibitan BioTRIBA BT2 disemprotkan/disiramkan pada media tanaman dalam polybag dengan dosis 10 – 20 ml/L sebelum penanaman. Kemudian aplikasi pupuk hayati BioTRIBA BT2 sebulan sekali.

Untuk pertanaman dilapangan aplikasi dlakukan dengan cara menyemprot pangkal batang tanaman dengan dosis 3 – 4 liter/ha dengan kosentrasi 10 ml/l. Dapat diulangi setiap 1 bulan untuk tanaman semusim dan 3 – 4 bulan untuk tanaman tahunan (Cengkeh karet,kakao dan sawit).

BioTRIBA dapat di kombinasikan pupuk kimia dengan pemberian 10 – 20 ml/l yaitu 4 – 7 hari setelah aplikasi pupuk kimia untuk memudahkan tanaman menyerap hara yang diberikan. Dianjurkan agar dosis penggunaan pupuk kimia dapat dikurangi secara bertahap mulai dari 25% dari dosis anjuran.