Melirik Prospek Pupuk Organik






Saat ini kita masih dibutakan dengan kesuksesan revolusi hijau, yang diawali pada tahun 70-an, dimana produksi petani dapat ditingkatkan dengan penggunaan pupuk kimiawi.

Hingga saat ini pupuk kimiawai seperti NPK, SP, dsb masih merajai pasar pupuk di Indonesia. Sehingga banyak pemain pupuk yang beranggapan, untuk memenangkan pasar maka pilihannya jatuh pada memproduksi pupuk kimawi.

Namun sejumlah penelitian membuktikan, tingkat penggunaan pupuk cenderung meningkat untuk mempertahankan tingkat produksi sebelumnya. Artinya petani padi menggunakan pupuk lebih banyak dari 5 tahun sebelumnya untuk mempertahankan produksi.  Hingga biaya pupuk semakin mencekik leher petani. Selain itu penggunaan pupuk kimiawi menjadi penyebab rusaknya struktur tanah.

Belakang disadari, kandungan organik dalam tanah menentukan efektivitas penyerapan hara.  Pada tanaman kakao kandungan organic 5 % dibutuhkan untuk mendapatkan produksi di atas 1,5 ton/ha/tahun. Hal yang sama juga berlaku untuk komoditas lainnya.

Artinya penggunaan pupuk kimawi yang massive tidak hanya merusak tanah, namun berpotensi menciptakan system budidaya yang high cost. Maka 5 tahun yang akan datang, bahkan mulai saat ini kebutuhan akan pupuk organic cenderng meningkatkan seiring kebutuhan untuk memperbaiki struktur tanah.  

Oleh sebab itu bagi Anda yang ingin berinvestasi pupuk, maka pembuatan pupuk organic  layak dilirik, karena potensi pasarnya yang cukup besar. Kabar baiknya, Brother Consultant, juga menyediakan jasa pendirian pabrik pupuk organik, skala kecil hingga besar.  

Jadi apakah Anda berminat menjadi produsen pupuk organic?

1 komentar:

Andrew Sitorus mengatakan...

Dear Brother Consultant,
Kami dari CV. Bina Cipta Graha yg berlokasi di Tanjung Morawa Sumut, selama ini kami sdh memproduksi pupuk organik, namun untuk memenuhi permintaan dari distributor pemegang merek. Saat ini kami berencana untuk memiliki merk dan hak ijin edar sendiri untuk dapat memasarkan langsung produk pupuk organik kami. Kapasitas produksi masih rendah sekitar 200 ton/bulan. dengan cara pengolahan konvensional. perlu diketahui produk kami menggunakan bahan baku utama kohe sapi dan selama 5 tahun ini di Brastagi dan Kabanjahe tidak ada keluhan dari pelanggan distributor kami, kecuali masalah kekeringan bahan. Tolong diinformasikan apakah usaha kecil seperti kami perlu/memungkinkan untuk memiliki ijin edar sendiri. Terimakasih.