RENCANAKAN IZIN PUPUK DI TAHUN 2011


Apakah hingga akhir tahun 2010 ini Anda belum izin? Atau tahun depan Anda akan mulai memasakan produk pupuk Anda?

Saran terbaik yang perlu Anda lakukan adalah " Urus Izin Edar Pupuk Anda" karena ini penting bagi kelangsungan usaha Anda.

Pasalnya menurut UU 12 tahun 1992 setiap pupuk yang beredar harus memiliki izin, dan yang melanggar akan dikenai sanksi pidana (khususnya ini perlu menjadi perhatian perusahaan produsen pupuk)

Disamping itu dengan memiliki izin adapun keuntungan yang bisa Anda peroleh adalah:

1. Bisa mengikuti tander pada proyek pemerintah, Ingat tahun ini Pemerintah akan menenderkan pupuk untuk program Gernas ( proyek 1 Trilyun untuk pengembangan kakao)

2. Bisa memasarkan pupuk di seluruh wilayah Indonesia

Di sisi lain mulai tahun 2011 pemerintah akan meningkatkan pengawasan peredaran pupuk tanpa izin edar, dan tidak sesuai label.

Oleh sebab itu, menjelang menghadapi tahun 2011, RENCANAKAN PENGURUSAN IZIN ANDA TAHUN DEPAN...karena ini penting bagi Anda..

MENGAPA PUPUK SAYA TERTAHAN DI PELABUHAN ?


Banyak distributor pupuk yang ingin mengimpor pupuk dari luar negeri namun kemudian produknya tertahan di pelabuhan. Demikian halnya dengan salah seorang distributor yang menghubungi kami setelah pupuk organik cairnya tertahan di pelabuhan udara, .

Jelas, pupuk tersebut tidak bisa memasuki wilayah Indonesia karena tidak memiliki izin edar. Oleh sebab itu penting kiranya bagi para distributor pupuk untuk mengurus izin edar pupuknya sebelum mengimpor pupuk dari luar negeri. Selain itu dengan memiliki izin maka pupuknya bisa diedarkan secara bebas di seluruh wilayah Indonesia.

Namun bagaimana untuk pupuk yang digunakan untuk sampel pengujian? Tentu pemerintah dapat mengeluarkan rekomendasi pemasukan pupuk untuk kepentingan pengujian dengan jumlah terbatas.

Oleh sebab itu agar pupuk Anda bisa dipasarkan di wilayah Indonesia, dan tidak tertahan di pelabuhan udara maupun laut, maka uruslah izin Anda sebelum mengimpor produk Anda. sebaiknya lakukan ini 6 Bulan sebelum proses pengiriman pupuk.

Organo-TRIBAPlus (OT3) PUPUK ORGANIK GENERASI BARU DARI MEORI AGRO (SOLUSI PERTANIAN ORGANIK)

Hampir semua lahan pertanian dan perkebunan di Indonesia telah digunakan selama bertahun-tahun miskin akan bahan organic dan mikroorganisme berguna, sehingga berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah , produktivitas dan kesehatan tanaman. Akibatnya biaya produksi tinggi dan tidak menguntunkan petani.

Organo-TRIBA Plus , adalah pupuk organik dari bahan pilihan yang diproses dengan metoda fermentasi menggunakan mikroorganisme berguna yaitu Bacillus pantotkentikus, Trichoderma lactae dan Bacillus firmus sebagai activator, mengandung humus, protein, enzim dan mikroorganism berguna. Organo TRIBA Plus pupuk organik ramah lingkungan sangat cocok digunakan dalam pertanian organic dapat meningkat produksi dan kwalitas tanaman.

Manfaat
Menggurangi penggunaan pupuk organik dan an organik sebanyak 25 – 75 % dari dosis anjuran

Meningkatkan ketersediaan hara dan efisiensi pemupukan serta kesehatan tanaman,

Meningkatkan populasi mikroorganisme berguna dalam tanah dan menekan populasi patogen tanah di rizosfera.

Meningkatkan kemampuan tanah dalam memegang air dan kelembaban tanah.

Mengembalikan dan mempertahankan kesuburan tanah, lebih gembur sehinga airasi lebih baik. Menekan dan mengendalian beberapa patogen tular tanah pada tanaman.

Solusi untuk mengatasi ketersediaan pupuk dan rama linkungan.

Keunggulan
Mengandung hara lengkap(unsur makro dan mikro) serta mengandung beberapa mikrrorganisme yang dapat meningkatkan kesuburan lahan.

Bersifat soil regerator dan conditioner mengandung beberapa mikroorganisme berguna (Bacillus, Trichoderma, Azotobacter, Penicillium dan P. fluorescens) sehingga meningkatkan daya dukung lahan

Menngkatkan efiktivitas penyerapan unsur hara oleh tanaman. Peningkatan aktivitas mikroba berguna dalam tanah akan meningkatkan produksi hormon dan zat penagtur tumbuh yang sangat diperluka oleh tanaman.

Bebas dari patogen berbahaya bagi tanaman. Mengandung beberapa ezim dan metababolik sekunder.

Berbentuk serbuk halus sehingga mudah dan praktis dalam aplikasi.

Penggunaan
Organo-Triba dapat digunakan dipembibitan dan lapangan pada tanaman perkebunan, sayur-sayuranan, pangan, bunga dan horikultura. Dosis yang digunakan adalah 50% dari dosis anjuran untuk masing-masing tanaman dan jika digunakan bersama-sama dengan pupuk hayati termasuk BioTRIBA makan penggunaan pupuk kimia dapat dikurangi 25 – 50%.

Tanaman Perkebunan : (1) Bibit : 40 – 60 g/bbt, (2) TBM : 200 – 400 gr/tan/thn, (3) TM : 500 – 1000g/phn/thn.

Tanaman Pangan : 100 – 300 kg/ha/musim

Tanaman Sayuran : 300 – 500 kg/ha/musim

Tanaman Hortikultura : (1) Bibit 50 – 100 gr/bbt, (TBM) : 200 – 400 gr/phn/thn (3) TM : 400 – 800 kg/thn/ha

Sumber: Bio-Fob

UNTUNG SAYA MEMILIKI IZIN


Salah seorang klien kami menuturkan hal ini kepada kami.

Saya merasa beruntung memiliki izin. Setelah memiliki izin edar usaha saya semakin berkembang. Sebelumnya saya menggunakan jasa Brother Consultan untuk pengurusan izin setelah mendapatkan masalah karena tidak memiliki izin.

Sebelumnya saya selalu cemas ketika harus mengirimkan pupuk ke wilayah yang jauh dari pabrik saya. "Jangan-jangan pupuk saya ditangkap petugas di lapangan!". Yang artinya kerugiaan. Dan benar memang, akhirnya saya mendapatkan masalah karena tidak memiliki izin. Tentu saja ini berdampak saya harus mengeluarkan cost yang tidak perlu. (maaf, saya tidak bisa menceritakan masalahnya dalam blog ini karena sesuatu alasan)

Memang usaha apapun, legalitas adalah hal yang pertama harus diperhatikan. Banyak pengusaha yang mengindahkan legalitas ini dengan macam-macam alasan. " Pupuk saya bagus kok". "Teruji kok", dsb....

Bahkan ada yang menyalahkan pemerintah dengan ungkapan" Pemerintah itu tidak pro rakyat". "kebijakan tidak menolong rakyat kecil". Ironisnya yang mengeluarkan ungkapan tersebut adalah produsen pupuk yang memiliki kemampuan finansial yang mencukupi.

Namun apa yang sudah ditetapkan pemerintah sebaiknya diikuti, karena banyak pengusaha baru pusing setelah mendapatkan masalah. Karena aturan dibuat adalah untuk kebaikan bersama. "Jika tidak mau pusing dengan aturan pemerintah mengapa Anda tidak berusaha di negara lain saja", demikian pikiran saya.

Banyak pengusaha sukses yang saya kenal menyarankan, " Biaya untuk pengutusan legalitas sebaiknya sudah dimasukkan dalam investasi awal". Namun saya termasuk orang yang mengidahkannya sampai saya mendapatkan masalah. Jadi agar bisnis berjalan dengan baik wajib hukumnya setiap pengusaha memperhatikan masalah perizinan.

Manfaat yang Saya Peroleh dari Izin Edar
Setelah mendapatkan izin, keuntungan yang saya peroleh melampau apa yang saya bayangkan. Terbukti saya tidak lagi cemas ketika harus mengirimkan pupuk saya ke berbagai wilayah. Alhasil saat ini pupuk saya terdistribusi di sejumlah propinsi di Indonesia. Artinya omzet saya meningkat pesat.

Manfaat yang luar biasa yang saya dapatkan ketika adalah pupuk saya bisa ikut dalam pengadaan program pemerintah dengan nilai Miliaran Rupiah. Selain itu beberapa perusahaan besar tertarik menggunakan pupuk saya. Padahal dulu, penawaran saya selalu terbentur masalah" apakah pupuk Anda memiliki izin?".

Intinya, izin edar wajib disiapkan setiap produsen pupuk. Biayanya seharusnya disiapkan dalam investasi awal. Meskipun tidak murah, namun saya jamin, manfaatnya 100 kali lipat dari biaya yang harus dikeluarkan. Karena dengan memiliki izin sebuah pupuk bisa mengikuti tander, bisa dipasarkan secara bebas ke seluruh Indonesia bahkan bisa diekspor atau menembus perusahaan besar swasta yang memiliki kebutuhan pupuk yang cukup besar.

So, bagaimana dengan Anda??

SEMINAR YANG MEMBEBERKAN "RAHASIA MENEMBUS PROYEK PEMERINTAH PENGADAAN PUPUK"


Tidak dapat dipungkiri ikut serta dalam penyediaan pupuk untuk program pemerintah mendatangkan keuntungan besar bahkan bisa mencapai Miliaran Rupiah. Banyak dari perusahaan kecil produsen pupuk/pestisida yang menjadi produsen ternama setelah mengikut berbagai proyek pemerintah.

Hanya saja jika tidak dilakukan dengan benar, sebuah perusahaan tidak mendapatkan untung, malah rugi jika ternyata pupuknya tidak sesuai spesifikasi. Dan tidak jarang yang kemudian berurusan dengan KPK atau pihak berwajib.

Oleh sebab itu seminar ini akan memberikan informasi bagaimana kiat2 agar Anda bisa meraih keuntungan dari proyek pengadaan pupuk namun tidak mendapatkan masalah. Sekedar informasi nilai proyek untuk 2 kegiatan dibawah (materi seminar) mencapai RATUSAN MILIAR RUPIAH

Adapun materi yang akan disajikan selama 2 hari (14 sd 15 Desember 2010)

Hari Pertama
1. Megaproyek Penyediaan Pupuk dan pestisida untuk Program Gernas 2011
2. Megaproyek penyediaan pupuk organik untuk Mendukung Program Kementerian Pertanian 2011
3. Persyaratan dasar pupuk dan pestisida untuk proyek pemerintah
4. Rahasia merekayasa Produksi Pupuk spasifikasi khusus yang efisien untuk (NPK) Proyek Pemerintah
5. Membangun sistem produksi pupuk organik untuk mendukung program pemerintah
6. Rahasia sukses Penyedia Pupuk untuk Proyek Pemerintah
7. Strategi menjaga kualitas pupuk hingga ke lokasi penanaman
8. Strategi dan Rahasia Sukses Penyediaan Pestisida untuk Proyek Pemerintah
9. Bonus: kebutuhan Pupuk untuk Perkebunan Kakao dan Kelapa Sawit

Hari Kedua
Tour ke Pabrik pupuk Organik, penyediaan pupuk untuk program pemerintah

Jumlah peserta HANYA DIBATASI 30 ORANG...

BIAYA INVESTASI Rp. 3.500.000,-

UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT HUBUNGI:

MEDIA PERKEBUNAN
Kantor Pusat Departemen Pertanian
Jl. Harsono RM No. 3
Gedung C, Lantai 5
Ragunan-Jakarta 12550
Telp: 021-78846587
Fax : 021-78846587
Email: media_perkebunan@yahoo.co.id
Contact Person:
Ika 085719249345, Hendra Sipayung 085925077652, Hendra Purba 0818475099

PUPUK IMPOR TIDAK SELALU LEBIH BAIK


Banyak orang beranggapan bahwa pupuk impor lebih baik dari pupuk lokal? Kenyataannya tidak selalu demikian.

Dari pengujian yang kami lakukan ternyata kami menemukan beberapa pupuk impor yang kandungan kimianya berada di bawah standar layak untuk digunakan pada pertanaman.

Oleh sebab itu salah satu cara membuktikan jika sebuah pupuk impor (demikian juga pupuk lokal) itu bermutu atau tidak, tidak dilihat dari brosurnya dan berdasarkan penjelasan para marketing. Namun pastikan bahwa pupuk tersebut sudah memiliki izin.

Karena untuk mendapatkan izin sebuah merek pupuk harus melewati proses pengujian yang ketat. Baik dari sisi kandungan maupun manfaat bagi tanaman. Bahkan jika tidak lebih baik dari pupuk yang sudah ada sebuah merek pupuk belum tentu dapat diberikan izin.

Oleh sebab itu, bagi produsen atau importir pupuk juga seharusnya mengurus izin pupuknya. Selain untuk memberikan jaminan bagi masyarakat pengguna juga merupakan syarat agar sebuah pupuk dapat beredar di Indonesia. Dan jika dilanggar , berdasarkan UU 20 tahun 1992 , tentang Sistem Budidaya Tanaman, distribur atau penjual pupuk dapat dikenail sanksi pidana.

KEBIJAKAN PENGHEMATAN ANGGARAN SUBSIDI PUPUK TAHUN 2011

Permasalahan utama dalam subsidi pupuk tahun 2011 adalah anggaran lebih banyak digunakan untuk subsidi input (pupuk dan BLM) dan bukan untuk memperkuat sumber peningkatan produktivitas yaitu Research and Development (R&D), penyuluhan (extension) dan irigasi. Untuk itu, perlu reorientasi anggaran secara sistematis mulai tahun 2011 melalui : pengurangan subsidi pupuk dan peningkatan efektivitas dan alokasi untuk R & D, penyuluhan dan irigasi.

Dalam rangka penguatan sumber peningkatan produktivitas tersebut, perlu dibentuk kelompok kerja, yaitu : (a). Tim Subsidi Pupuk dikoordinasikan Menko Perekonomian; (b). Tim R & D dan Extension dikoordinasikan Menteri Pertanian dengan anggota Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Kehutanan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Riset dan Teknologi, dan Gubernur; (c). Tim Irigasi dikoordinasikan Menteri Pekerjaan Umum dengan anggota Menteri Pertanian, Menteri Dalam Negeri, Gubernur Menteri PPN/KepalaBappenas, Menteri Keuangan dan Kepala UKP4 diikutsertakan dalam semua Tim. Tugas Tim adalah merumuskan dan melaksanakan program aksi reorientasi APBN (dan APBD) beserta blueprint mekanisme koordinasi yang diperlukan untuk pelaksanaannya.

Apabila kebijakan penghematan anggaran pupuk subsidi dilaksanakan, maka akan berdampak kepada petani gurem dengan luasan < 0.5 % sekitar 55 %. Fakta lain petani kecil umumnya masih menghadapi persoalan kegagalan pasar kredit sehingga mempunyai masalah pada pembiayaan input dalam produksi padi. Oleh karena itu, perlu adanya : (i) pengurangan subsidi pupuk harus dilakukan secara bertahap; (ii) mekanisme alternatif untuk mengatasi persoalan kegagalan pasar kredit khususnya bagi petani kecil.

Penggunaan pupuk yang tidak rasional, menurut penelitian bahwa secara agronomis dibutuhkan sekitar 200-250 kg/ha, namun dewasa ini penggunaan pupuk melebihi batas toleransi tersebut yaitu sekitar 350-500 kg/ha yang dapat mengakibatkan penurunan tingkat kesuburan tanah dan menimbulkan masalah pada lingkungan hidup. Penggunaan yang tidak rasional ini terutama disebabkan oleh harga pupuk urea yang terlalu murah. Perbedaan harga dengan jenis pupuk lain, menyebabkan komposisi pupuk tidak berimbang menyebabkan rendemen dari gabah ke beras rendah dibandingkan dengan pupuk yang berimbang. Subsidi yang besar menyebabkan terjadinya kebocoran (leakage) kepada perkebunan besar yang bukan menjadi sasaran sehingga menimbulkan kelangkaan pupuk.


Sesuai kebijakan penghematan subsidi pupuk, Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Pertanian meyusun beberapa Rancangan (plan) dengan asumsi tertentu, yaitu sbb. :

• Plan – A : Subsidi pupuk untuk seluruh sektor pertanian sesuai Road Map, dengan asumsi:
HPP naik 5% per tahun dan
HET pupuk naik bertahap 10% per tahun.

• Plan – B : Subsidi pupuk untuk subsektor tanaman pangan, dengan asumsi:
HPP naik 5% per tahun
HET pupuk naik bertahap 10% per tahun

• Plan – C : Subsidi pupuk untuk subsektor tanaman pangan dan tebu, dengan asumsi:
HPP naik 5% per tahun
HET pupuk naik bertahap 10% per tahun

• Plan- D :

1) Perluasan Ujicoba Subsidi Pupuk Langsung ke petani di 10 provinsi, 10 kabupaten dan

2) Subsidi pupuk untuk sub sektor tanaman pangan, dengan asumsi :
HPP naik 5 % per tahun, dan
HET pupuk naik bertahap 10 % per tahun

• Plan-E :

1) Subsidi Gas, dan pupuk sesuai harga pasar dengan penetapan Ceilling Price, dan

2) Subsidi transportasi

Dengan segala pertimbangan, maka dari beberapa simulasi diatas, diputuskan bahwa Plan-A akan diusulkan sebagai upaya penghematan anggaran pupuk subsidi.

Sumber: Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi

URUS IZIN PUPUK ANDA

Mengapa kami selalu menekankan pentingnya pengurusan izin?

Karena ini adalah amanat UU, dimana setiap pupuk yang beredar di Indonesia harus memiliki izin. Baik itu pupuk lokal maupun impor.

Tujuan pengurusan izin adalah untuk melindungi konsumen dan produsen. Mengapa?

Pupuk yang berhasil mendapatkan izin adalah pupuk yang telah teruji. Karena untuk mendapatkan izin sebuah produk harus sudah melewai uji mutu dan uji efektivitas. Artinya pupuk tersebut sudah memiliki kandungan yang layak guna dan terbukti bermafaat ketika digunakan. Sehingga dijamin konsumen akan mendapatkan keuntungan ketika memanfaatkan produk tersebut.

Tanpa melewati itu izin tidak akan dikeluarkan!!!

Bagi produsen memiliki izin juga penting bagi kelangsungan usaha. Karena dengan memiliki izin berarti seorang produsen melindungi haknya atas suatu jenis pupuk atau formulasi. Jika ada pihak yang mencoba mereduplikasi maka produsen bisa menuntut dan menunjukkan bukti kepemilikannya melalui izin yang dimiliki.

Disamping itu dengan adanya izin maka produsen bisa mengikut berbagai aktivitas pengadaan. Baik pada proyek pemerintah maupun swasta. Pasalnya syarat utama untuk mengikuti tender pengadaan pupuk umumnya memiliki izin edar dari Departemen Pertanian.

PENYALURAN PUPUK PESTISIDA LANGSUNG KE PETANI

Kebijakan perbaikan mekanisme penyaluran pupuk subsidi langsung ke petani bertujuan untuk menekan terjadinya penyimpangan penyaluran pupuk subsidi di lapangan. Badan Litbang Pertanian melalui Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Pertanian telah menyusun konsep Verifikasi/Rancangan Pupuk Subsidi Langsung ke Petani. Keuntungan dari penerapan subsidi pupuk langsung ke petani adalah : (1) terhapusnya disparitas harga pupuk di semua Lini, karena semua transaksi jual-beli pupuk menggunakan harga non-subsidi; (2) petani dapat menerima dana subsidi pupuk secara langsung; (3) menumbuh-kembangkan kelembagaan petani terutama Kelompok Tani dan Gapoktan.

Dalam konsep rancangan verifikasi tersebut menghasilkan beberapa alternatif yaitu : (1) Alternatif 1 : Perbaikan kelompok sasaran, RDKK dan pengawasan, (2) Alternatif 2 : Alternatif 1 + modifikasi mekanisme pemberian subsidi di tingkat penyalur, (3) Alternatif 3 : Alternatif 1 + subsidi pupuk langsung kepada petani. Verifikasi Pupuk Subsidi Langsung Ke Petani di 10 propinsi (Sulsel, Sumsel, Riau Jatim, Jateng, Jabar, Bali, Sumut, DIY dan Kalsel menyepakati bahwa 6 (enam) provinsi memilih Alternatif 3 (sistem kelembagaan yang handal pada KT/Gapoktan dari aspek permodalan dan kompetensi SDM) sedangkan 4 (empat) provinsi lainnya memilih Alternatif 1 (penekanan perbaikan RDKK). Dinas Pertanian, produsen dan penyalur cenderung memilih Alternatif 1.

Hasil verifikasi rancangan yang dilaksanakan Dirat. Perbenihan dan Sarana Produksi, Ditjen. Perkebunan di Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur yang dihadiri oleh Dinas yang membidangi Pertanian Provinsi se- Jawa Timur dan Dinas yang membidangi Pertanian seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur, Pemprov, Pemkab, KTNA, Petugas Penyuluh, LSM dan Gapoktan dan hasil tanggapan terhadap Gapoktan di Kabupaten Nganjuk, menunjukkan bahwa rencana pelaksanaan uji coba pupuk subsidi langsung ke petani dalam jangka pendek memilih : Alternatif 1 berupa perbaikan RDKK melalui penyempurnaan database status dan luas lahan petani seluruh sub sektor yang berhak mendapatkan subsidi pupuk, disertai dengan pengawasan yang ketat terhadap penyaluran pupuk mulai dari produsen, Kios (Lini-IV), dan Kelompok Tani.

Sebelum diterapkan, perlu dilakukan uji coba mekanisme tersebut secara konkrit di lapangan. Hasil uji coba ini akan menjadi dasar perumusan mekanisme subsidi pupuk pada tahun-tahun mendatang. Dalam pelaksanaan uji coba dimaksud, beliau menekankan perlunya : data petani dan kelompok tani (KT) dengan lebih akurat dan peran kelembagaan petani (KT/Gapoktan) dan organisasi petani serta pendampingan dan pengawasan berbagai komponen. Uji coba tersebut akan diawasi secara langsung oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).

Tahapan penyaluran subsidi pupuk langsung ke petani berupa sbb : (1) Penyusunan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) dilakukan oleh Kelompok Tani dengan bimbingan Petugas Penyuluh, Kantor Cabang Dinas (KCD) dan Desa, (2) Verifikasi dan pengesahan Rekapitulasi RDKK secara bertingkat, mulai dari Kepala Desa, Camat/KCD, Bupati/Kepala Dinas Pertanian Kabupaten. Kemudian, Rekapitulasi RDKK disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), (3) Ketua Kelompok Tani membuka rekening kelompok di Bank BRI, (4). Petani/anggota kelompok tani membeli pupuk di kios Penyalur pupuk dengan harga pasar dan menerima Bukti Pembelian Pupuk, (5). Petani/ anggota kelompok tani menagih subsidi ke pengurus Kelompok Tani yang bersangkutan untuk dapat dibayarkan.

Rancangan pelaksanaan uji coba pupuk subsidi langsung ke petani ini akan dilakukan di lokasi sentra padi Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Rancangan tersebut telah disusun dengan melibatkan setiap subsektor. Pelaksanaan uji coba dimaksud direncanakan pada musim tanam (MT) yang diperkirakan sekitar minggu ke-4 September 2010.

Sumber: Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi

PERKENALKAN: PUPUK HAYATI BioTRIBA (BT2) NEW GENERATION


Kami memperkenalkan produk baru kami, yakni BT 2 (Bio Triba) generasi terbaru. Produk ini merupakan penyempurnaan dari yang sudah ada. Tentu ini layak Anda coba, khususnya bagi peminat pertanian organic.

BioTRIBA BT2, generasi baru adalah pupuk hayati yang mengandung 5 macam species mikroorganisme PGPM (Plant Growth-Promoting Micrrooganism) dan indegenius (asli Indonesia) terseleksi dan telah diuji keandalannya baik di laborotarium dan lapang melalui penelitian selama bertahun-tahun.

Sumber: http://biofob.blogspot.com/

Mikroba yang terkandung dalam formula BioTRIBA BT2 secara senergi dapat menyediakan unsur hara terutama N, P dan hormone pemacu tumbuh.

Disamping itu mikroba sellulotik dapat mengurai bahan oganik sehingga menjamin ketersediaan unsur hara mikro yang sangat diperlukan tanaman dalam proses metabolism serta menghasil senyawa antibiotik yang dapat mengendalikan patogen penyakit dalam tanah.

Kedasyatan BioTRIBA BT2
Nitrogen (N2) cukup tersedia di udara (± 70%) tetapi tidak dapat dimanfaatkan oleh tanam Namun dengan bantuan BioTRIBA BT2, Nitrogen (N2) diudara di fiksasi menjadi NH3, sehingga dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman.

Ketersediaan P dalam tanah sangat rendah karena karena terikat oleh mineral tanah. BioTRIBA mengandung bakteri pelarut P yang telah teruji, meningkatkan asam organik, meningkatkan ketersediaan P dan efisiensi penggunaan pupuk fospat (P).

Disamping itu, pemberiaan BioTRIBA BT2 sebagai pupuk hayati akan meningkatkan populasi mikroorganisme pelarut P dan penambat N, akan meningkatkan produktivitas tanaman, sehingga pemupukan akan lebih murah dan efisien. BioTRIBA BT2 mengandung mikroorganisme yang memproduksi senyawa antibiotic yang dapat mengendalikan patogen penyakit dan menginduksi ketahanan tanaman.

Dari aplikasi di lapangan terbukti BioTRIBA dapat menghemat penggunaan pupuk kimia 25% - 50% dan ramah lingkungan. BioTRIBA dapat mengendalikan patogen penyakit dan meningkatkan kesehatan tanaman dan kwaltas roduksi. Serta menghasilkan hormone tumbuh yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Disamping itu penggunaan BioTRIBA BT2 dapat memproleh pupuk N gratis dari udara dan P didalam tanah. Dan BioTRIBA dapat digunakan untuk tanaman perkebunan, pangan dan hortikltura.

Cara Penggunaan
Pada Persiapan tanam BioTRIBA BT2 dapat disemprotkan pada lahan atau pada lubang tanam 3 – 4 liter/Ha, dengan kosentrasi 10 ml/l, 4 – 7 hari sebelum tanam. Untuk Pembibitan BioTRIBA BT2 disemprotkan/disiramkan pada media tanaman dalam polybag dengan dosis 10 – 20 ml/L sebelum penanaman. Kemudian aplikasi pupuk hayati BioTRIBA BT2 sebulan sekali.

Untuk pertanaman dilapangan aplikasi dlakukan dengan cara menyemprot pangkal batang tanaman dengan dosis 3 – 4 liter/ha dengan kosentrasi 10 ml/l. Dapat diulangi setiap 1 bulan untuk tanaman semusim dan 3 – 4 bulan untuk tanaman tahunan (Cengkeh karet,kakao dan sawit).

BioTRIBA dapat di kombinasikan pupuk kimia dengan pemberian 10 – 20 ml/l yaitu 4 – 7 hari setelah aplikasi pupuk kimia untuk memudahkan tanaman menyerap hara yang diberikan. Dianjurkan agar dosis penggunaan pupuk kimia dapat dikurangi secara bertahap mulai dari 25% dari dosis anjuran.

PEMANFAATAN PESTISIDA DENGAN BIJAKSANA

Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana sangat merugikan bagi manusia dan lingkungan, dalam pengendalian hama terpadu (PHT) pemanfaatannya merupakan pilihan terakhir apabila dengan teknologi pengendalian lain tidak dapat menekan serangan OPT. Kondisi di lapangan sedikit sekali yang melaksanakan pemakaian pestisida dengan kriteria 6 tepat (tepat waktu, jenis tanaman, jumlah/dosis, sasaran/OPT aplikasi, tempat dan alat).

Beberapa hal yang perlu diketahui dalam pemanfaatan pestisida sebagai berikut :
1. Penggunaan pestisida dengan benar antara lain:
a. periksa masa berlakunya masih memenuhi syarat, juga kemasannya;
b. sesuai rekomendasi/yang diijinkan atau petunjuk penggunaan dari produsennya (sesuai label);
c. mengikuti parameter (kriteria 6 tepat, syarat, variable) aplikasi sesuai dengan metode aplikasi yang digunakan;
d. pestisida mampu menampilkan efikasi biologisnya secara optimal/efektif pada OPT sasaran dengan tidak menimbulkan kematian pada musuh alaminya.

2. Tolok ukur penyemprotan (bila diaplikasikan dengan penyemprotan) yang benar adalah:
a. ukuran butiran semprot (droplet size);
b. liputan yaitu jumlah butiran semprot yang menempel pada bidang sasaran;
c. distribusi semprot (vertikal dan horizontal);
d. recovery yaitu perbandingan liputan dengan dosis. Salah satu hal yang penting pada penyemprotan adalah recovery penyemprotan yang tinggi, kehilangan minimal dan deposit maksimal.

3. Ukuran butiran semprot optimal sangat dipengaruhi ukuran droplet yang digunakan, makin halus droplet keberhasilan penyemprotan cenderung semakin meningkat, namun ada sisi negatif yaitu drift/penguapan yang tinggi sehingga sangat membahayakan bagi pengguna dan lingkungan. Rekomendasi ukuran droplet insektisida dan fungisida 200-400 mikron.

4. Beberapa contoh tipe nozzle/mulut penyemprot antara lain :
a. nozzle kerucut karakter dropletnya halus untuk insektisida dan fungisida;
b. nozzle kipas dropletnya sedang untuk insektisida, fungisida dan herbisida;
c. nozzle rata karakter dropletnya sedang untuk herbisida;
d. nozzle senapan karakter dropletnya halus untuk insektisida dan fungisida

5. Faktor yang mempengaruhi kehilangan larutan semprot antara lain :
a. ukuran droplet;
b. jenis bidang sasaran misalnya daun mengandung lilin/daun tegak;
c. umur tanaman;
d. jarak tanaman;
e. cuaca (hujan/angin, drift/penguapan);
f. alat semprot.

6. Upaya untuk mengurangi kehilangan larutan semprot antara lain :
a. gunakan nozzle tepat dengan ukuran droplet sedang;
b. sprayer yang tepat, tidak menggunakan power sprayer ketika tanaman masih kecil;
c. jarak tanaman ke nozzle tepat, untuk sprayer punggung 30-50 cm;
d. volume semprot tidak berlebihan (optimal 400-600 liter/hektar untuk tanaman semusim);
e. perhatikan cuaca.

7. Gunakan pergiliran pestisida dengan merk dan kelas bahan kimia berbeda, campuran pestisida dapat dilakukan namun dengan campuran yang tepat dan takaran /dosis yang tepat dapat menunda/ memecahkan resistensi, namun bila tidak tepat akan menimbulkan multiple resistensi/resistensi ganda. Sebaliknya, apabila tidak memahami karakteristik bahan kimia pencampuran penggunaan pestisida.

8. Jangan menambah atau mengurangi takaran/dosis, menambah dosis akan meningkatkan tekanan seleksi akan boros, sebaliknya mengurangi dosis akan mendorong toleransi OPT terhadap pestisida (Sumber : Majalah triwulan Benih Bersemi, DIY)

APAKAH PUPUK ORGANIK BERDAMPAK SIGNIFIKAN?

Pengaruh penggunaan pupuk organik/blotong di salah satu PG di Jawa Tengah terhadap produktivitas tebu sekitar 695 kwintal/ha dengan rata-rata rendeman 8,6 %. Pupuk organik tersebut mempunyai peran yang sama dengan pupuk an-organik sebagai pupuk dasar.

Hasil penelitian di Riau menunjukkan bahwa aplikasi 40 ton TKS/ha pada tanah ditambah aplikasi pupuk N dan P sebesar 60% dosis standar kebun mampu meningkatkan produksi hingga 34% dibanding pemakaian pupuk anorganik dengan dosis standar kebun (Siahaan et al. 1997). Hal tersebut berarti terdapat pengurangan pupuk N dan P hingga 40% tanpa aplikasi pupuk K.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pupuk organik berdampak sangat signifikan bagi tanaman dan dapat digunakan untuk mengurangi penggunana pupuk anorganik.

TEKNIK PEMBUATAN PUPUK KOMPOS

Teknik pembuatan kompos Bio-TRIBA secara prinsif tidak jauh berbeda cara-cara kompos yang lain :

1. Bahan yang dapat digunakan al : pupuk kandang, jerami, arang sekam, dedak, serbuk gergaji, cocopit residu tanaman, limbah pasar , limbah rumah tangga dan limbah organic lainnya.

2. Bahan tersebut dihaluskan/dicacah dengan mesin kompos atau alat lainnya yang tersedia dikebun seperti parang parang terutama bahan tanaman seperti jerami, residu tanaman.

3. Setelah dihaluskan bahan tersebut ditumpuk secara beraturan contoh, jerami + serbuk gergaji + residu tanaman + kotoran hewan. Setelah tumpukan itu mencapai 25 – 30 cm selanjutnya disiram dengan larutan BioTRIBA. Diatas tumpukan tadi selanjutnya disusun lagi setinggi 25 – 30 cm dan disiram lagi dengan BioTRIBA, sampai mencapai ketinggiaan 1 – 1,2 m, kemudiaan ditutup dengan terpal atau sejenisnya.

4. Jumlah BioTRIBA yang digunakan ádalah 2 – 3 l/ton bahan mentah yang akan dikomposkan Untuk memperoleh larutan Bio-TRIBA maka BioTRIBA yang terdapat dalam botol/kemasan + air dicampur merata dosis 10 – 50 ml/l (tergantung pada kadar air bahan yang digunakan), makin basah bahan yang akan digunakan maka dosis yang digunakan makin tinggi atau jumlah air yang digunakan sebagai bahan pencampur lebih sedikit.

5. Bahan baku yang telah tersedia disiram larutan larutan BioTRIBA. Pencampuran dilakukan perlahan-lahan dan merata hingga kandungan air ± 30-40 %. Kandungan air yang diinginkan diuji dengan menggenggam bahan. Kandungan air 30-40 % ditandai dengan tidak menetesnya air bila bahan digenggam dan akan mekar bila genggaman dilepaskan.

6. Bahan yang telah dicampur tersebut diletakkan di atas tempat yang kering atau dapat juga dimasukkan ke dalam ember atau karung. Bila diletakkan di lantai, bahan sebaiknya ditumpuk secara teratur. Tumpukan bahan umumnya dapat setinggi 1 - 1,2 m. Setelah itu, tumpukan bahan ditutup dengan plastic, karung goni atau terpal.

7. Suhu tumpukan secara bertahap akan meningkat dari 25 C, 30C, 40C sampai mencapai 50 – 60 C proses ini berlangsung selama 5 – 8 hari ( tergantung tinggi tumpukan dan kehalusan bahan).

8. Selanjutnya secara bertahap suhu akan turun kembali sampai mencapai normal. Apabila suhu sudah stabil( berkisar 25 – 30 C), maka proses pengomposan telah selesai Lama proses fermentasi ini berlangsung tergantung bahan yang digunakan yaitu berkisar 1 – 3 minggu.

9. Setelah bahan menjadi kompos, maka penutup seperti plastic, terpal, karung goni dapat dibuka. Pupuk oraganikTRIBA ini dicirikan dengan warna hitam, gembur, tidak panas dan tidak berbau. Dalam kondisi seperti itu, kompos BioTRIBA telah dapat digunakan sebagai pupuk.

BEBERAPA KENDALA PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK DI LAPANGAN


Ada berapa masalah terkait dengan penyediaan pupuk organik

Pertama, Kadar haranya rendah sehingga bulky dan jika diaplikasikan memerlukan biaya transport yang cukup tinggi.. Oleh karena itu pupuk organik perlu dikembangkan di berbagai daerah sehingga biaya distribusinya dapat ditekan.

Kedua, sehubungan dengan sifatnya bulky perlu dilakukan riset-riset menuju riset nano-technology sehingga mengarahkan pada . pemberian pupuk organik dalam volume yang tidak bulky . seperti asam humat dan asam fulvat dan lain-lain.

Ketiga, butir yang penting dari istilah komplementer pupuk organik dengan pupuk anorganik adalah bagaimana peranan pupuk organik dalam meningkatkan efektivitas hara anorganik. Keduanya dibutuhkan, perbandingan tergantung kondis i tanah dan kebutuhan tanaman dalam prinsip "pupuk berimbang plus" yang berarti tidak hanya dalam hal hara, tertapi juga dalam kadar C organik tanah.

Kelemahan atau kekurangan unsur hara pupuk organik untuk penggunaan spesifik pertanian organik, jangan sampai menjadi preseden untuk menambahkan mineral anorganik dan, sebagainya.

Hal ini tentu perlu menjadi perhatian bagi para produsen benih terkait adanya masalah tersebut. Sehingga keualitas pupuk organic ke depan dapat ditingkatkan.

PEMUPUKAN KELAPA SAWIT


Upaya peningkatan produksi dan mutu TBS dipengaruhi oleh kandungan hara dalam tanaman. Tinggi rendahnya kandungan hara akan menentukan tingkat optimum pertumbuhan dan produksi tanaman. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan penggunaan pupuk, umumnya dilakukan analisa tanah dan daun.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan/aplikasi pemupukan pada pertanaman kelapa sawit mempunyai kontribusi terhadap emisi Gas Rumah Kaca (GHG). Menurut IPCC National Greenhouse Gas, bahwa 1 % dari pemupukan N hilang sebagai N2O, bahkan 4 %.

Serapan hara nitrogen oleh tanaman sawit yang tumbuh pada tanah mineral masam Bengkulu mendekati kisaran kandungan hara yang dapat memberikan hasil yang optimum tandan buah sawit (TBS). Tetapi serapan hara fosfor dan kalium berada pada kisaran defisiensi sehingga hasil TBS pada tanah mineral masam Bengkulu masih rendah. Serapan hara nitrogen sebesar 2.45%, fosfor sebesar 0.17% , dan kalium sebesar 0.0168%.

Pada tanah mineral masam, 1 ton TBS mempunyai kandungan N = 1,05 kg, P = 0,06 kg dan K = 0,01 kg (Penelitian dari Universitas Bengkulu). Sedangkan menurut PPKS 1 ton TBS, kandungan N = 2,9 kg sedangkan 1 ton Tandan Kosong Sawit (TKS) mengandung N= 1,4 kg N.

Aplikasi pupuk sangat diperlukan mengingat 1 ton tandan buah segar (TBS) kurang lebih setara dengan 6,3 kg urea (±2,9 kg N), 2,1 kg TSP, 7,3 kg MoP, dan 4,9 kg kiserit (Rahutomo et al, 2006).

[Dosis Pemupukan Kelapa Sawit]

Sumber: Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi Perkebunan

BLOTONG: PHOSFAT ALAM KUALITAS PREMIUM

Blotong adalah salah satu phospat alam pilihan dengan kualitas premium. Kandungan P2O5 total 15,50 %. Pupuk ini berbentuk butiran / abu-abu dengan ukuran kemasan 25 kg dan 50 kg.

Pupuk ini sudah mendapatkan izin deptan pada bulan April 2010 yang lalu, dan saat ini siap untuk disebarluaskan di masyarakat. Pupuk ini adalah milik CV Dunia Tani yang berdomisili di Surabaya.

Pemesanan pupuk ini bisa melalui Brother Consultant

BOTANIX HI-GRO NPK CAIR KUALITAS SUPER

Ingin mendapatkan pupuk cair yang efisien diserap tanaman namun berdaya hasil lebih dari pupuk sejenis? Maka Botaniz Hi-Gro merupakan pilihan terbaik.

Hasil pengujian, yang dilakukan Dept. Agronomi dan Hortikultur, Fakultas Pertanian, IPB, menunjukkan penggunaan pupuk ini meningkatkan produksi 3 kali dibandingkan dengan penggunaan pupuk cair yang digunakan sebagai kontrol. Pengaruh nyata penggunaan pupuk ini terlihat pada indikator pertumbuhan, hasil per tanaman dan hasil per petak. Dan secara ekonomi dibuktikan bahwa penggunaan pupuk ini memberikan keuntungan.

Sehingga bisa disimpulkan menggunakan pupuk ini meningkatkan hasil, dan pertumbuhan tanaman. Cocok digunakan untuk tanaman hortikultur. Untuk tanaman saturan direkomendasikan penggunaanya adalah 1 liter/ha/aplikasi yang diaplikasikan melalui daun sebanyak 4 kali (saat tanam, 2, 4 dam 6 MST) menggunakan foliar spray dengan volume semprotan 500 l/ha.

Proses pengurusan perizinan dilakukan brother consultant, dan izin dikeluarkan oleh Departeman pada bulan April 2010. Saat ini pupuk ini akan diedakan secara luas bagi masyarakat oleh PT Mitra Usaha Nusantara yang berdomisili di Pekanbaru.


Pemesanan pupuk ini bisa melalui Brother Consultant

Potensi Pemanfaatan Limbah Perkebunan Menjadi Pupuk Organik

Sebagian besar limbah perkebunan seperti kulit buah kakao, kulit buah kopi, buah semu jambu mete, pelepah dan tandan kosong kelapa sawit, limbah tebu, pelepah dan limbah sabut kelapa merupakan bio-massa yang sangat berpotensi untuk diproses menjadi pupuk organik yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur tanah secara alami.

Rendahnya kandungan bahan organik tanah di perkebunan disebabkan oleh ketidakseimbangan antara penambahan dan hilangnya bahan organik dari tanah utamanya melalui proses oksidasi biologis dalam tanah, sehingga perlu dilakukan untuk peningkatan kandungan bahan organik tanah melalui pemberian pupuk organik.
Produksi limbah perkebunan diperkirakan setiap tahunnya cukup besar. Perkiraan potensi limbah beberapa komoditi perkebunan sebagai bahan baku pupuk organik dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Potensi pemanfaatan limbah komoditi perkebunan seperti pada tabel di atas dapat dijabarkan sebagai berikut :

Kakao
Komponen utama dari buah kakao adalah kulit buah, plasenta, dan biji. Kulit buah merupakan komponen terbesar dari buah kakao, yaitu lebih dari 70% berat buah masak. Persentase biji kakao di dalam buah hanya sekitar 27-29%, sedangkan sisanya adalah plasenta yang merupakan pengikat dari 30 sampai 40 biji [Widyotomo et al., 2004b].

Pada areal 1(satu) hektar pertanaman kakao akan menghasilkan limbah segar kulit buah sekitar 5,8 ton setara dengan produk tepung limbah 812 kg. Potensi limbah kulit buah kakao dari suatu pabrik pengolahan kakao sebesar 15-22 m3/ha/tahun. Limbah kulit buah kakao tersebut merupakan sumber bahan baku [biomassa] yang sangat potensial sebagai sumber bahan baku pupuk organik [Sri Mulato et al., 2005].

Kopi

Pengolahan kopi secara basah akan menghasilkan limbah padat berupa kulit buah pada proses pengupasan buah (pulping) dan kulit tanduk pada saat penggerbusan (hulling). Limbah padat kulit buah kopi (pulp) belum dimanfaatkan secara optimal, padahal memiliki kadar bahan organik dan unsur hara yang memungkinkan untuk memperbaiiki tanah.

Hasil penelitian Puslitkoka, menunjukkan bahwa kadar C-organik kulit buah kopi adalah 45,3 %, kadar nitrogen 2,98 %, fosfor 0,18 % dan kalium 2,26 %. Selain itu kulit buah kopi juga mengandung unsur Ca, Mg, Mn, Fe, Cu dan Zn. Dalam 1 ha areal pertanaman kopi akan memproduksi limbah segar sekitar 1,8 ton setara dengan produksi tepung limbah 630 kg.

Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi andalan Indonesia yang perkembangannya sangat pesat. Selain produksi minyak kelapa sawit yang tinggi, produk samping atau limbah pabrik kelapa sawit juga tinggi. Secara umum limbah dari pabrik kelapa sawit terdiri atas tiga macam yaitu limbah cair, padat dan gas.

Limbah cair pabrik kelapa sawit berasal dari unit proses pengukusan (sterilisasi), proses klarifikasi dan buangan dari hidrosiklon. Pada umumnya, limbah cair industri kelapa sawit mengandung bahan organik yang tinggi sehingga potensial mencemari air tanah dan badan air.

Sedangkan limbah padat pabrik kelapa sawit dikelompokan menjadi dua yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dan yang berasal dari basis pengolahan limbah cair. Limbah padat yang berasal dari proses pengolahan berupa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), cangkang atau tempurung, serabut atau serat, sludge atau lumpur, dan bungkil. TKKS dan lumpur yang tidak tertangani menyebabkan bau busuk, tempat bersarangnya serangga lalat dan potensial menghasilkan air lindi (leachate).

Limbah padat yang berasal dari pengolahan limbah cair berupa lumpur aktif yang terbawa oleh hasil pengolahan air limbah. Kandungan unsur hara kompos yang berasal dari limbah kelapa sawit sekitar 0,4 % (N), 0,029 sampai 0,05 % (P2O5), 0,15 sampai 0,2 % (K2O). Dalam 1 ha areal pertanaman kelapa sawit akan dihasilkan limbah sekitar 22 ton limbah pelepah kelapa sawit dan sedangkan dari limbah Tandan Kosong Sawit (TKS) dihasilkan 6,75 ton limbah TKS.

Pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit dari kolam anaerobik sekunder dengan BOD 3.500-5000 mg/liter yang dapat menyumbangkan unsur hara terutama N dan K, bahan organik, dan sumber air terutama pada musim kemarau. Setiap pengolahan 1 ton TBS akan menghasilkan limbah pada berupa tandan kosong sawit (TKS) sebanyak 200-250 kg, sedangkan untuk setiap produksi 1 ton minyak sawit mentah (MSM) akan menghasilkan 0,6-0,7 ton limbah cair dengan BOD 20.000-60.000 mg/liter.

Kandungan hara limbah cair PKS adalah 450 mg N/l, 80 mg P/l, 1.250 mg K/l dan 215 mg/l. Sistem aplikasi limbah cair dapat dilakukan dengan system sprinkle (air memancar), flatbed (melalui pipa ke bak-bak distribusi ke parit sekunder), longbed (ke parit yang lurus dan berliku-liku) dan traktor tanki (pengangkutan limbah cair dari IPAL/Instalasi Pengolah Air Limbah) ke areal tanam.

Sumber: Dit. Perbenihan dan Sarana Produksi

MITOS SOAL PERIZINAN PUPUK

Sering muncul anggapan bahwa izin pupuk dibuat untuk mempersulit usaha dan mendatangkan uang masih bagi pemerintah. Ketika kami menginformasikan tentang perlunya izin edar pupuk di sebuah milis, banyak pihak yang mengkritik info tersebut.

Oleh sebab itu kami berani mengatakan bahwa pandangan bahwa izin dibuat untuk menghambat usaha adalah sebuah mitos yang keliru. Karena perizinan pupuk bukan mempersulit melainkan untuk melindungi konsumen dan jaminan kualitas pupuk yang dipasarkan.

Boleh dikatakan pupuk yang mendapatkan izin edar adalah pupuk yang sudah teruji kualitasnya. Mengapa? Karena untuk mendapatkan izin, si pemilik pupuk harus menjalani setidaknya 2 pengujian. Yakni uji mutu dan uji efektivitas.

Pelaksanaan uji mutu bertujuan untuk mengetahui kandungan dari pupuk yang diuji. Nah, biasanya seorang produsen pupuk bisa saja mengatakan pada calon konsumennya bahwa pupuknya berkualitas, kandungan N nya tinggi, mengandung unsur kimia yang bisa merangsang pertumbuhan. Namun benar tidaknya klaim tersebut hanya bisa dibuktikan melalui pengujian lab. Dan itulah yang dilakukan pada saat uji mutu.

Pada tahap ini dari hasil uji mutu akan dilihat, apakah kandungan pupuk telah sesuai dengan standar minimal mengacu pada SNI. Standar ini ditetapkan oleh pemerintah sebagai dengan justifikasi teknis, kriteria pupuk yang sudah dapat memberikan manfaat bagi petani.

Pada tahap selanjutnya dilakukan uji efektivitas, untuk melihat dampaknya terhadap tanaman jika diaplikasikan dengan pupuk yang diuji. Tentu ini menggunakan metoda tertentu sehingga benar-benar terbukti bahwa produksi tanaman lebih tinggi setelah mendapatkan aplikasi pupuk. Bukan karena faktor lingkungan seperti tanah yang subur.

Bisa saja seorang produsen pupuk mengatakan bahwa pupuknya memberikan hasil luar biasa. Hasilnya tanaman tinggi, dan lebih cepat panen. Ini dibuktikan dari pertanamanannya sendiri. Hanya saja kita tidak tahu apakah itu karena pupuknya atau lebih karena keseuaian lingkungan.

Tentunya pada uji efektivitas akan digunakan pembanding. Yakni dengan tanaman tanpa mendapatkan pupuk, dan tanaman dengan aplikasi pupuk tertentu. Jadi jika dalam lahan yang sama hasilnya memang lebih tinggi tentu bisa disimpulkan jika kualitas pupuk tersebut memang unggul.

Jadi ketika izin dikeluarkan maka si produsen bisa mengklaim secara valid jika produknya memang berkualitas. Atau menjadi menjadi dasar bagi petani atau konsumen bahwa pupuk tersebut layak mereka gunakan.

Kemudian mengenai biaya, banyak pihak yang mengeluhkan bahwa harusnya izin ini bisa didapatkan tanpa mengeluarkan biaya. Tentu ini adalah harapan ideal.

Hanya saja pemerintah tidak memiliki dana untuk mewujudkan hal tersebut. Dan pelaksanaan pengujian untuk mendapatkan izin tidak bisa tanpa mengeluarkan biaya yang tidak kecil. Dimana elemen biaya terbesar adalah pada uji efektivitas karena harus membuat demplot tanaman, dan membiayai peneliti untuk melakukan analisa.

Namun terlepas dari kenyataan tersebut, izin edar bagi pengusaha yang telah memilikinya ibarat katalisator. Karena dapat meningkatkan akses pasar. Pasalnya pupuk yang memiliki izinlah yang bisa ikutserta dalam pengadaan pupuk untuk mendukung program pemerintah. Dan menjadi dasar legitimasi ketika mencoba memasarkan ke perusahaan besar swasata atau pemerintah.

Oleh sebab itu tidak ada alasan tidak mengurus izin pupuk. Selain memberikan bukti valid atas kelebihan sebuah pupuk juga memberikan jaminan bagi konsumen. Adanya izin tersebut juga berkontribusi terhadap perluasan akses pasar, yang berakhir pada keuntungan.

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT UNTUK PUPUK ORGANIK


Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi andalan Indonesia yang perkembangannya sangat pesat. Selain produksi minyak kelapa sawit yang tinggi, produk samping atau limbah pabrik kelapa sawit juga tinggi. Secara umum limbah dari pabrik kelapa sawit terdiri atas tiga macam yaitu limbah cair, padat dan gas.

Limbah cair pabrik kelapa sawit berasal dari unit proses pengukusan (sterilisasi), proses klarifikasi dan buangan dari hidrosiklon. Pada umumnya, limbah cair industri kelapa sawit mengandung bahan organik yang tinggi sehingga potensial mencemari air tanah dan badan air.

Sedangkan limbah padat pabrik kelapa sawit dikelompokan menjadi dua yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dan yang berasal dari basis pengolahan limbah cair. Limbah padat yang berasal dari proses pengolahan berupa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), cangkang atau tempurung, serabut atau serat, sludge atau lumpur, dan bungkil. TKKS dan lumpur yang tidak tertangani menyebabkan bau busuk, tempat bersarangnya serangga lalat dan potensial menghasilkan air lindi (leachate).

Limbah padat yang berasal dari pengolahan limbah cair berupa lumpur aktif yang terbawa oleh hasil pengolahan air limbah. Kandungan unsur hara kompos yang berasal dari limbah kelapa sawit sekitar 0,4 % (N), 0,029 sampai 0,05 % (P2O5), 0,15 sampai 0,2 % (K2O). Dalam 1 ha areal pertanaman kelapa sawit akan dihasilkan limbah sekitar 22 ton limbah pelepah kelapa sawit dan sedangkan dari limbah Tandan Kosong Sawit (TKS) dihasilkan 6,75 ton limbah TKS.

Pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit dari kolam anaerobik sekunder dengan BOD 3.500-5000 mg/liter yang dapat menyumbangkan unsur hara terutama N dan K, bahan organik, dan sumber air terutama pada musim kemarau. Setiap pengolahan 1 ton TBS akan menghasilkan limbah pada berupa tandan kosong sawit (TKS) sebanyak 200-250 kg, sedangkan untuk setiap produksi 1 ton minyak sawit mentah (MSM) akan menghasilkan 0,6-0,7 ton limbah cair dengan BOD 20.000-60.000 mg/liter.

Kandungan hara limbah cair PKS adalah 450 mg N/l, 80 mg P/l, 1.250 mg K/l dan 215 mg/l. Sistem aplikasi limbah cair dapat dilakukan dengan system sprinkle (air memancar), flatbed (melalui pipa ke bak-bak distribusi ke parit sekunder), longbed (ke parit yang lurus dan berliku-liku) dan traktor tanki (pengangkutan limbah cair dari IPAL/Instalasi Pengolah Air Limbah) ke areal tanam.

Disadur dari tulisan "Potensi Pemanfaatan Limbah Perkebunan Menjadi Pupuk Organik" dari Dit. Perbenihan dan Sarana Produksi

BUKU KOMPOS BIOPESTISIDA



Anda ingin memproduksi kompos sendiri?

Buku ini layak Anda baca. Namun bukan “ Kompos biasa” melainkan kompos yang bisa berfungsi sebagai biopestisida yang disebut BioTRIBA

Pada dasarnya BioTRIBa adalah kompos yang dihasilkan dengan memanfaatkan mikoorganisme yang mampu meningkatkan daya fungsi dan hasil dari BioTRIBA. BioTRIBA tidak hanya mampu menyuburkan tanah dan tanaman, meningkatkan hasil tanaman, namun juga bisa memberantas patogen-patogen tanaman yang berbahaya.

Disamping penggunaan cenderung lebih hemat dan efesiensi dibandingkan dengan penggunaan kompos biasa ataupun pupuk kandang, pembuatannya pun relatif mudah dan murah.

Keunggulan BioTRIBA itulan yang mengantarkan penulis, pada tahun 2006 mendapatkan penghargaan secara langsung dari Presiden SBY sebagai “ Peneliti Berprestasi dalam Melaksanakan Penelitian yang Berkualitas Mendukung Ketahanan Pangan”.

Buku ini bisa diperoleh di toko-toko buku seperti Gramedia, Gunung Agung, dsb.

Sumber: www.biofob.blogspot.com

Pemupukan Tanaman Nilam