STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PUPUK ORGANIK

Beberapa kendala penggunaan kualitas kompos/pupuk organik adalah sifatnya yang bulky, kandungan air yang cukup tinggi dan kandungan hara yang rendah. Kompos biasanya diberikan dalam jumlah yang cukup banyak agar dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman. Kendala-kendala tersebut berakibat pada besarnya biaya untuk pembelian/pembuatan kompos, biaya tranportasi, dan biaya aplikasi/tenaga kerja.

Beberapa strategi dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas kompos/pupuk organik. Kompos diolah terlebih dahulu setelah panen sebelum diaplikasikan. Pengolahan paska panen kompos antara lain adalah pengeringan dan pencacahan. Apabila diperlukan dapat pula dilakukan pengayakan dan pengemasan.

Kompos yang baru di panen memiliki kadar air sangat tinggi, yaitu berkisar antara 60 – 70%. Kadar air ini meningkat pada musin penghujan. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara penyemuran di bawah sinar matahari.

Kompos yang sudah jadi dibuka penutupnya dan dijemur selama beberapa hari sebelum dipanen. Pengeringan juga dapat dilakukan dengan menggunakan mesin pengering (rotary dryer). Pengeringan dapat dilakukan sesuai kebutuhan. Pengeringan hingga kadar air ± 40% sudah cukup baik untuk mengurangi volume kompos dan biaya transportasi maupun aplikasi.

Kompos yang sudah kering selanjutnya dapat dicacah dengan menggunakan mesin pencacah. Pencacahan ini juga akan mengurangi volume kompos dan menyamakan ukuran/bentuk kompos. Kompos yang sudah kering dan dicacah lebih mudah untuk dikemas dan diangkut.

Kandungan hara kompos yang rendah dapat diatasi dengan menambahkan bahan-bahan lain yang kaya hara. Beberapa produsen pupuk organik mem-blending kompos dengan pupuk kimia buatan untuk meningkatkan kandungan hara kompos. Penambahan pupuk organik dengan kompos ada batasnya, khususnya untuk Urea.

Bahan-bahan lain yang dapat digunakan untuk memperkaya kompos antara lain adalah fosfat alam atau limbah resipren karet untuk hara P dan dolomite untuk hara Mg. Pupuk kandang juga biasa ditambahkan ke dalam kompos.

Mikroba biofertilizer yang memiliki manfaat positif bagi tanaman dapat ditambahkan ke dalam kompos. Kandungan hara organik di dalam kompos akan berperan sebagai tempat hidup dan makanan bagi mikroba biofertilizer.

Mikroba-mikroba tersebut berfungsi sebagai penambat N dari udara, melarutkan P, membantu penyerapan hara, merangsang pertumbuhan tanaman, dan membantu mengatasi serangan penyakit.

Mikroba dapat ditambahkan pada saat pembuatan kompos yaitu mikroba yang tahan terhadap suhu kompos yang tinggi, maupun ditambahkan setelah kompos matang.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penambahan mikroba ke dalam kompos memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan maupun produksi tanaman.

Pengeringan dan pencacahan kompos dapat mengurangi volume kompos yang diaplikasikan ke tanaman. Sebagai contoh, dosis kompos 60kg/ph/tahun dengan kadar air 60%. Apabila kadar air diturunkan menjadi 40%, volume kompos yang diberikan sebesar 40kg/ph/th.

Semakin rendah kadar air akan semakin sedikit volume kompos yang dapat diaplikasikan. Pengurangan volume ini sangat signifikan mengurangi biaya transportasi dan biaya aplikasi kompos. (Darmono Taniwiryono & Isroi , Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia)

Syarat Pengurusan Izin Pupuk Organik

Gunakan Jasa Kami

Tidak ada komentar: